BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Teori ini adalah hasil usaha bersama empat orang pakar dalam bidang ekonomi, sosiologi dan psikologi. Diketuai oleh ginzberg dan dibantu oleh ginzburg, axelred dan herma. Merupakan teori perkembangan kerjaya atau teori pendekatan
proses. Ginzberg adalah seorang
pakar ekonomi dan sebab itu teori ini memuatkan kepentingan aspek ekonomi dalam
teorinya.
Pokok
yang dijadikan dasar bagi Ginzberg dalam membangun teorinya adalah didasari
atas pendekatan psikologis atas tugas-tugas perkembangan yang dilalui manusia.
Konsep perkembangan dan pemilihan pekerjaan atau karier oleh Ginzberg
dikelompokkan dalam tiga unsur yaitu proses (bahwa pilihan
pekerjaan itu merupakan suatu proses), irreversibilitas (bahwa
pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau dibalik), kompromi
(bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan kompromi antara faktor-faktor yang main
yaitu minat, kemampuan, dan nilai), dan optimisasi yang merupakan
penyempurnaan teori (individu yang mencari kecocokan kerja).
B.
BATASAN
MASALAH
1. Faktor mempengaruhi
perkembangan kerjaya.
2. Proses
pemilihan pekerjaan oleh Ginzberg diklasifikasikan dalam tiga tahapan
utama
3. Implikasi teori dengan bimbingan konseling
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
FAKTOR
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KERJAYA
-
Nilai yang dipegang oleh individu
-
Keadaan persekitaran sebenar
-
Atribut psikologi seperti personaliti, minat, kecerdasan, sikap dan
konsep kendiri
-
Pendidikan yang ada
-
Pencapaian individu
B.
PROSES
PEMILIHAN PEKERJAAN OLEH GINZBERG
Pemilihan
pekerjaan oleh Ginzberg diklasifikasikan dalam tiga tahapan utama yaitu:
1.
Masa Fantasi
Masa ini berlangsung pada individu
dengan tahap usia sampai kira-kira 10 tahun atau 12 tahun (masa sekolah dasar).
Pada masa ini, proses pemilihan pekerjaan masih bersifat sembarangan atau asal
pilih, tanpa didasarkan pada pertimbangan yang masak (rasional dan objektif)
mengenai kenyataan yang ada. Pilihan pekerjaan pada masa ini hanya didasari
atas kesan yang dapat melahirkan kesenangan semata, dan diperolehnya
dari/mengenai orang-orang yang bekerja atau lingkungan kerjanya.
Menurut Ginzberg, kegiatan bermain pada
masa fantasi secara bertahap menjadi berorientasi kerja dan merefleksikan
preferensi awal untuk jenis aktifitas tertentu. Berbagai peran okupasional
tercermin dalam kegiatan bermain, yang menghasilkan pertimbangan nilai dalam
dunia kerja.
2.
Masa Tentatif
Masa ini berlangsung mencakup anak usia
lebih kurang 11 tahun sampai 18 tahun atau pada masa anak bersekolah di
SLTP dan SLTA. Pada masa ini, pilihan pekerjaan mengalami perkembangan.
Masa ini oleh Ginzberg diklasifikasikan manjadi empat tahap, dimulai
dari (1) tahap minat
(11-12 tahun) yakni masa dimana individu
cenderung
melakukan pekerjaan/kegiatan hanya yang sesuai minat dan kesukaan mereka saja.
Pertimbangan karierpun juga didasari atas kesenangan, ketertarikan atau minat
individu terhadap objek karier, dengan tanpa mempertimbangkan banyak faktor.
Akan tetapi, setelah menyadari bahwa minatnya berubah-ubah (sebagai reaksi
perkembangan dan interaksi lingkungannya), maka individu akan menanyakan kepada
dirinya tentang kemampuan yang dimilikinya untuk melakukan suatu pekerjaan.
Keadaan ini disebut sebagai 2) tahap kapasitas (13-14 tahun),
yakni masa dimana individu mulai melakukan pekerjaan/kegiatan didasarkan pada
kemampuannya masing-masing. Orientasi pilihan pekerjaan juga pada masa ini
berbentuk upaya mencocokkan kemampuan yang dimiliki dengan minat dan
kesukaannya.
Tahap berikutnya (3) tahap nilai
(15-16 tahun), yaitu tahap dimana minat dan kapasitas itu akan
diinterpretasikan secara sederhana oleh individu yang mulai menyadari bahwa
terdapat suatu kandungan nilai-nilai tertentu dari suatu jenis pekerjaan, baik
kandungan nilai yang bersifat pribadi maupun serangkaian nilai yang bersifat
kamasyarakatan. Kesadaran akan serangkaian kandungan nilai ini pula yang
membuat individu dapat mendiferensiasikan nilai suatu pekerjaan dengan
pekerjaan lainnya.
Adapun tahap terakhir dari masa tentatif
ini adalah (4) tahap transisi (17-18 tahun), yakni keadaan dimana
individu akan memadukan orientasi-orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya (minat,
kapasitas, dan nilai) untuk dapat direalisasikan dalam kehidupannya. Tahap ini
dikenal juga dengan tahap pengenalan secara gradual terhadap persyaratan kerja,
pengenalan minat, kemampuan, imbalan kerja, nilai, dan perspektif waktu.
Keputusan yang menjadi pilihan itu sudah merupakan bentuk tanggung jawab dan
konsekuensi pola karier yang dipilih.
3.
Masa Realistik
Masa ini mencakup anak usia 18-24 tahun
atau pada masa perkuliahan atau mulai bekerja. Pada masa ini, okupasi terhadap
pekerjaan telah mengalami perkembangan yang lebih realistis. Orientasi minat,
kapasitas, dan nilai yang dimiliki individu terhadap pekerjaan akan
direfleksikan dan diintegrasikan secara runtut dan terstruktur dalam frame
vokasional (kristalisasi pola-pola okupasi) untuk memilih jenis pekerjaan dan
atau memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan arah tentatif mereka
(spesifikasi). Masa ini pun dibedakan menjadi tiga tahap yaitu :
1 Tahap eksplorasi, yakni
tahap dimana individu akan melakukan eksplorasi (menerapkan pilihan-pilihan
yang dipikirkan pada masa tentatif akhir dan belum berani mengambil keputusan)
dengan memberikan penilaian atas pengalaman atau kegiatan yang berhubungan
dengan pekerjaan dalam keterkaitannya terhadap tuntutan kerja yang sebenarnya.
Penilaian ini pada hakikatnya berfungsi sebagai acuan dan atau syarat untuk
bisa memasuki lapangan pekerjaan atau untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi.
2 Tahap
kristalisasi, yakni tahap dimana penilaian yang dilakukan individu terhadap
pengalaman atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan baik yang
berhasil ataupun yang gagal akan mengental dalam bentuk pola-pola vokasional
yang jelas. Pada tahap ini, individu akan mengambil keputusan pokok dengan
mengawinkan faktor-faktor internal dan eksternal dirinya untuk sampai pada
spesifikasi pekerjaan tertentu, termasuk tekanan keadaan yang ikut memaksa
pengambilan keputusan itu.
3 Tahap
spesifikasi, yaitu tahap pilihan pekerjaan yang spesifik atau khusus. Pada
tahap ini, semua segmen dalam orientasi karier yang dimulai dari
orientasi minat, kapasitas, dan nilai, sampai tahap eksplorasi dan
kristalisasi telah dijadikan pertimbangan (kompromi) yang matang (determinasi
tugas-tugas perkembangan yang optimal) dalam memilih arah dan tujuan karier dimasa
yang akan datang.
Dari berbagai
tahapan yang diklasifikasikan Ginzberg di atas, dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan pemilihan pekerjaan yang terjadi pada individu merupakan suatu pola
pilihan karier yang bertahap dan runtut, yang dinilai subjektif oleh individu
dalam milieu sosiokulturalnya sejak masa kanak-kanak hingga awal masa
dewasanya. Artinya, pada saat keputusan vokasional tentatif dibuat,
pilihan-pilihan yang lain akan dicoret. Sehingga individu yang berhasil dalam
karier/pekerjaan (memiliki kepuasan kerja) adalah individu yang mampu
mengidentifikasi, mengarah, dan mengakomodir semua orientasi minat, kapasitas,
dan nilai kedalam proses kompilasi yang tepat dan dinamis.
Di beberapa bagiannya, teori ini masih
dianggap kurang sempurna, mengingat sampel yang dipilih Ginzberg dalam
membangun teorinya ini kurang representatif, yakni hanya diwakili oleh sampel
laki-laki dari keluarga yang berpenghasilan diatas rerata (ayahnya adalah
tenaga profesional dan ibunya berpendidikan tinggi). Sehingga peluang sampel
dalam memilih pilihan karier cenderung lebih luas, dan cenderung tidak
mengalami hambatan dalam proses okupasionalnya. Sementara kemungkinan adanya
kalangan sampel yang berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah dan
mengalami tekanan keadaan tertentu, termasuk juga sampel perempuan yang hampir
tidak ada dalam studinya dalam kerangka teori ini kurang mendapat perhatian.
Konsep irreversibilitas (pilihan
pekerjaan itu tidak bisa diubah atau dibalik) juga mengalami modivikasi dengan
tetap menekankan pada pentingnya pilihan itu dilakukan secara dini dalam
membantu proses pembuatan karier. Untuk hal ini, Ginzberg menyatakan bahwa
irreversibilitas itu tidak bersifat menentukan keberhasilan kerier, dan
menekankan konsep optimisasi (pencarian kecocokan) sebagai bagian
okupasional dalam mencapai kepuasan kerja. Karena bagi kelompok Ginzberg,
reversibilitas disebut sebagai penyimpangan, yang disebabkan oleh keterampilan
okupasional dini dan timing perkembangan realistik secara signifikan lebih lambat
datangnya, akibat variabel-variabel tertentu seperti instabilitas emosi,
masalah pribadi, dan kekayaan finansial.
Sehingga diakhir pendapatnya, Ginzberg
juga menyimpulkan bahwa pengambilan keputusan dalam pilihan karier itu
berlangsung sepanjang hayat, sebagai refleksi dari perubahan minat dan
tujuan-tujuan, serta keadaan atau tekanan yang berlangsung dalam
kehidupan seseorang. Konsep ini juga saya anggap sebagai reaksi edukatif
Ginzberg atas kelemaham awal tentang batasan umur masa realistis dari
teori yang dibangunnya.
Sehingga diakhir pendapatnya, Ginzberg
(Munandir, 1996:2) menyatakan bahwa “pemilihan pekerjaan merupakan proses
pengambilan keputusan yang berlangsung seumur hidup bagi mereka yang mencari
kepuasan dari pekerjaannya. Keadaan ini mengharuskan mereka berulang-ulang
melakukan penilaian kembali, dengan maksud mereka dapat lebih mencocokkan
tujuan-tujuan karier yang terus berubah-ubah dengan kenyataan dunia kerja”.
Konseptualisasi teori ini agaknya lebih
bersifat deskriptif daripada eksplanatori. Artinya teori ini tidak memberikan
strategi untuk memfasilitasi perkembangan karier ataupun penjelasan tentang
proses perkembangannya. Kegunaan utama teori ini tampaknya hanya dalam
memberikan satu kerangka baru untuk melakukan studi mengenai perkembangan karier.
C. IMPLIKASI
TEORI DENGAN BIMBINGAN KONSELING
Serangkaian
penjelasan yang dikemukakan oleh Ginzberg di atas, hendaknya dapat dijadikan
acuan oleh guru pembimbing dalam senarai kegiatan mereka sebagai fasilitator
pendidikan. Bersumber pada pengorganisasian bimbingan konseling di sekolah
sebagai sistem yang bermuara pada layanan bimbingan karier sekolah sebagai
sub-sistem, maka implikasi teori ini dapat berupa, antara lain :
1.
Informasi karier atau pekerjaan oleh guru pembimbing akan lebih memungkinkan
siswa untuk dapat mengenal berbagai jenis pekerjaan dan pola karier yang dapat
mereka pilih setelah menyelesaikan pendidikannya. Layanan seperti ini juga
ditengarai dapat membantu siswa dalam mengenal secara seksama arah minat dan
kemampuan (potensi diri) untuk difantasi dan ditentasikan hingga sampai pada
kemampuan untuk merealisasikan orientasi-orientasi itu dimasa yang akan datang.
Informasi
karier seperti ini oleh Munandir (1996:250) dapat berkenaan dengan informasi
jenis-jenis pekerjaan dan informasi jenis-jenis pendidikan. Bentuk lain materi
layanan informasi karier yang juga dapat diberikan guru pembimbing adalah
dengan penyediaan berbagai sumber informasi pekerjaan, jabatan dan karier,
penyediaan papan media bimbingan, dan penyediaan sumber-sumber informasi
jabatan (Ketut, 1984 : 238-239).
2.
Pengenalan terhadap minat, kapasitas, yang dimiliki siswa dan perangkat
nilai yang dianutnya akan sangat diperlukan oleh guru pembimbing dalam upaya
mengembangkan, membina, dan mengarahkan siswa pada pola-pola vokasional dan
atau pemilihan pendidikan yang tepat dan selaras dengan kondisi dan pilihan
karier tersebut.
3.
Aplikasi konseling karier dengan pola pendekatan konseling behavioral
yang muatannya berupa analisis, eksplorasi kondisi yang sesuai mengenai
individu, keterampilan yang dimilikinya, minat, keinginan, dan nilai
kemasyarakatan, tekanan, dan arah kecenderungan dunia kerjanya, akan sangat
membantu individu dalam mencapai kecocokan dan kepuasan kerja.
Dalam
kegiatan konseling karier, penjelasan yang diberikan mengenai informasi
pekerjaan ini bertujuan untuk mengukuhkan pilihan karier yang telah diambil
individu dan membantu individu kalau ia mengalami ketidakpastian antara dua
pilihan yang sama-sama menarik. Informasi karier juga bermaksud memberikan
dasar pengujian pilihan yang tepat, dan bertujuan memotivasi individu yaitu
dengan cara melibatkan individu secara aktif dalam proses pengambilan
keputusan.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
:
Teori Ginzberg ini membahas tentang
pemilihan di dalam karier / pekerjaan. Ginzberg juga menyimpulkan bahwa suatu
karier / pekerjaan akan berlangsung sepanjang hayat / hidup. Selain itu teori
ini juga memberikan informasi pekerjaan untuk orang lain.
B.
SARAN
:
Saran kami lebih baik mengambil
suatu keputusan di dalam pemilihan pekerjaan itu, sebaiknya kita mengambil
suatu karier / pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan bakat yang dimiliki,
agar suatu pekerjaan itu dapat berjalan dengan baik dan lancar
Makasih sudah membuat saya Baper :(
BalasHapus