BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seperti yang telah diketahui bahwa
pikiran sangatlah penting bagi manusia karena pikiran merupakan kemampuan
manusia untuk menemukan jawaban dan melindungi kita dari cedera mental atau
fisik,selain itu dengan adanya pikiran seseorang dapat mengendalikan emosi
sesuai akal dan pikiran bagi seseorang untuk berpikir.
Selain pikiran kita juga perlu adanya
bahasa sebagai bentuk komunikasi kita dengan orang lain dengan adanya bahasa
kita dapat berkomunikasi dengan orang lain dengan jalan pikiran untuk
menghadapi masalah yang ada disekitar kita,selain itu bahasa juga mempunyai
cirri tersendiri dimasing-masing daerah yang membudaya dari sejak dahulu sampai
sekarang bahasa tidak lepas dari lingkungan,sosial,bahkan sampai seluruh dunia
bahasa juga penting bagi kita mempelajari bahasa yang baik dan benar.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan pikiran ?
2.
Apa itu bahasa ?
3.
Bagaimana bahasa berkembang ?
1.3 Tujuan Penulisan
a.
Agar kita mengetahui apa itu bahasa.
b.
Agar kita mampu menghasilkan suara bahasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Disuatu
tempat dalam otak terdapat pikiran sejak awal peradaban manusia telah berusaha
menjelaskan apa yang dinamakan pikiran-pikiran dan kemampuan atau kegitan mengulah
data priktual yang di simpan dalam memori untuk menemukan jawaban atas masalah
yang telah terjadi berpikir untuk mencakup banyak aktivitas mental.
Pada semua kasus berpikir dapat dianggap sebagai bahasa
otak,introfeksi mengatakan bahwa terdapat lebih dari satu bahasa.
Selanjutnya akan dijabarkan
pembahasan mengenai konsep,proposisi dan penalaran :
1 . Konsep
Bayangkan
sebuah dunia dimana kita tak punya konsep.kita harus melihat setiap objek
sebagai sesuatu yang unik dan tak akan bisa membuat generalisasi apabila kita
tidak punya konsep,kita akan kesulitan merumuskan masalah yang sepele bahkan
tak bisa memecahkannya.
Konsep juga membantu proses mengingat,
membuatnya lebih efisien. Ketika murid mengelumpukan objek untuk membuat
konsep,mereka bisa mengingat konsep tersebut, kemudian mengambil karakteristik
konsep itu.
2.
Proposisi
Tidak ada konsep yang
berdiri sendiri, rangkaian konsep itulah yang disebut pernyataan atau
proposisi, sering propossisi juga disebut kalimat.
Sebuah
proposisi terdiri dari tiga unsur yakni sobjek, predikat dan kata penghubung.
Proposisi
dibedakan menjadi dua macam yaitu :
a. Proposisi empirik atau
proposisi dasar adalah pernyataan yang diverifikasi secara empirik.
b. Proposisi mutlak ( necessary
propotion ) adalah yang jelas dengan sendirinya sehingga tidak perlu dibuktikan
secara empirik.
3 . Penalaran
Penalaran
( reasoning ) adalah bentuk tertinggi dari pemikiran dan sebab itu lebih rumit
dibandingkan konsep dan proposisi, penalaran merupakan pemikiran logis yang
menggunakan logika induksi dan deduksi untuk menghasilkan kesimpulan
Contoh :
-
Logam 1 dipanasi dan memuai
-
Logam 2 dipanasi dan memuai, dan seterusnya
a.
Penalaran induktif adalah penalaran dari hal-hal spesifik ke umum.
b.
Penalaran deduktif adalah penalaran dari umum ke hal-hal spesifik.
2.2 Bahasa
Bahasa adalah bentuk komunikasi, entah itu lisan, tulisan
atau tanda yang di dasarkan pada system symbol,semua bahasa manusia
generatif (di ciptakan).
Semua bahasa manusia juga mengikuti aturan fonologi,
morpologi, sintaksis, semantic dan pragmatis,bahasa yang diucapkan terdiri dari
suara atau fanem.
Fonologi
adalah system suara bahasa,untuk mempelajari fonologi bahasa,anak harus
mempelajari kandungan suaranya dan urutan suara yang diperbolehkan,yang sangat
penting untuk kegiatan membaca nanti.
Morpologi
adalah untuk mengkombinasikan morfem,yang merupakan rangkaian suara yang
merupakan kesatuan bahasa terkecil.
Sintaksis
adalah cara kata dikombinasikan untuk membentuk prase dan kalimat yang bisa
diterima.
Semantik
adalah makna dari kata atau kalimat setiap kata mempunyai cirri sematik.
Pragmatis
adalah penggunaan percakapan yang tepat. Ini melibatkan pengetahuan tentang konteks
apa yang dikatakan dan kepada siapa serta bagaimana mengatakannya.
2.3 Bagai mana perkembangan bahasa
Penyusunan
bahasa melewati beberapa tahap ( bloom, 1998 foley dan Thompson, 2002 dalam
santrock, 2007) . celoteh dimulai pada usia tiga sampai enam bulan. Bayi
biasanya mengucapkan kata pertama pada usia 10-13 bulan. Pada usia 24 bulan,
bayi biasanya mulai memadukan dua kata. Pada tahap ini bayi dengan cepat
memahami arti penting dari bahasa untuk berkomunikasi.
Mereka menciptakan prase seperti “itu buku”, “permenku” ,
“mama jalan”, dan “cium papa” .saat bayi menginjak anak-anak pemahaman mereka
terhadap sistem aturan bahasa mulai meningkat system aturan ini mencakup ponologi ( sistem suara ), morpologi ( aturan untuk
mengkombinasikan ) unit makna minimal sintaksis ( aturan membuat kalimat ) semantik (sistem makna) rakmatis
(aturan penggunaan dalam setting sosial).
Anak makin mampu menghasilkan semua suara bahasa. Mereka
bahkan bisa menghasilkan serangkaian konsonan yang kompleks.
Ketika anak mulai melampaui tahap pengucapan dua kata
, mereka menunjukan pengetahuan tentang aturan morpologi.
Anak mulai menggunakan mengucapkan bentuk jamak dan
positif ( seperti kucing dan kucing-kucing ) beberapa bukti dalam penggunaan
aturan morpologis oleh anak-anak tampak ketika mereka menyederhanakan aturan
itu secara berlebihan.
Saat anak
melangkah melampaui tahap dua kata pengetahuan mereka tentang semantic atau
makna juga bertambah cepat. Kosa kata dari anak usia 6 tahun berkisar antara
8000-14000 kata. Dengan asumsi bahwa kata dipelajari sejak usia 12 bulan, ini
berarti anak menguasai 5-8 kata baru setiap harinya antara 1-6 tahun. Setelah 5
tahun belajar kata penyerapan anak usia 6 tahun tidak melambat, rata-rata anak
pada usia ini mempunyai 22 kata baru setiap hari. Walaupun ada banyak perbedaan
antara bahasa anak usia 2 tahun dengan usia 6 tahun jauh lebih lancar berbicara
ketimbang anak 2 tahun. Ada beberapa perubahan dalam aspek prakmatis yang
terjadi dimasa persekolahannya ? pada usia 3 tahun anak meningkatkan kemampuan
mereka untuk berbicara tentang suatu tidak hadir secara fisik. Yakni, mereka
meningkatkan penguasaan karakteristik bahasa yang disebut “displasement”
anak-anak tidak sekedar tahu hal-hal yang ada “disini dan saat ini”, tetapi
juga mampu berbicara tentang hal-hal yang secara fisik tidak da disini dan
suatu hal di masa lalu, atau mungkin terjadi dimasa depan, ini tidak bisa
dilakukan oleh anak yang berada pada tahap penguasaan 2 kata.
Kemajuan
dalam bahasa dimasa kanak-kanak ini memberikan dasar perkembangan selanjutnya
pada sekolah dasar . anak-anak mendapatkan keahlian baru pada saat mereka masuk
sekolah sehingga mampu bisa belajar membaca dan menulis termasuk menggunaan
“displacement” mereka mereka mempelajari prinsip abjad, bahwa huruf mereprentasikan suara dari bahasa. Saat
anak-anak berkembang pada priode anak-anak akhir ( late childhood ), mereka
juga mulai menguasai tata bahasa dan lebih banyak kosa kata.
2
BAB III
PENUTUPAN
3.1 Kesimpulan
Jadi
pada intinya bahwa pikiran proposisi maupun bahasa merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain karena antara ketiga itu
saling memiliki keterkaitan yang sangat erat, begitu pula dengan perkembangan
bahasa yang da dalam individu atau seseorang anak sangat dibutuhkan oleh
seorang manusia dari sejak lahir hingga menginjak dewasa, hal ini dapat berupa
perkataan, pengucapan dan pemikiran serta tingkah laku seseorang untuk berpikir
lebih luas dalam suatu bahasa tersebut.
Kritik dan Saran : sifatnya sangat menyusun
harapan untuk perbaikan di masa akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar