BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Bimbingan karier adalah
interaksi antara konselor dan konseli, baik secara individu maupun secara
kelompok. Bimbingan karier bertujuan untuk menolong siswa didalam memahami
dirinya sendiri, dan dilingkungan sekitarnya sehingga siswa mampu membuat
keputusan kariernya secara tepat dan dapat menyiapkan diri untuk berkarier dan
berpartisipasi serta mencapai pengembangan diri yang sesuai dengan
keterampilannya.
B.
BATASAN MASALAH
1.
Pengertian
bimbingan karier
2.
Hubungan
antar jabatan
3.
Pendidikan
dan karier serta
4.
Kedudukan
bimbingan karier
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN
BIMBINGAN KARIER
Bimbingan
karir adalah : proses pemberian bantuan kepada siswa dalam memahami dan berbuat
atas dasar Pengenalan diri kesempatan kerja dan mampu mengambil keputusan serta dapat mengelola pengembangan karierya (
Manrihu 1988:18)
Ada
beberapa pendapat menurut para ahli tentang bimbingan karier :
Bimbingan karier adalah program yang
sistematik, proses-proses, teknik-teknik atau layanan-layanan untuk membantu
individu memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan
kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan, pendidikan dan waktu luang serta
mengembangkan keterampilan-keterampilan didalam mengambil keputusan sehingga
yang bersangkutan dapat menciptakan dan
mengelola perkembangan kariernya (Herr,1979)
Bimbingan
karier adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima
gambaran tentang pribadinya dan gambaran dunia kerja di luar dirinya,
mempertemukan gambaran diri tersebut
dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat memilih bidang pekerjaan,
memasukinya dan membina karier dalam bidang tersebut ( Rocman
Natawidjaja, 1990:1 )
Bimbingan
karier merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha membantu individu
dalam memecahkan masalah karier, untuk memperoleh penyesuaian diri yang baik
antara kemampuan dengan lingkungan hidunya, (memperoleh keberhasilan diri dalam
perjalanan hidupnya). (Mohamad Surya,1988 :31)
Bimbingan
karier menurut para ahli diatas adalah :
Proses
membantu seseorang mengerti dirinya, dan mempunyai gambaran yang jelas tentang
dunia karier yang akan dipilih, sehingga ia dapat menyiapkan diri untuk berkarier
dan berpartisipasi aktif untuk merncapai
pengembangan diri yang sesuai dengan tuntutan karier yang akan dipilihnya.
A.
HUBUNGAN ANTAR JABATAN, PENDIDIKAN DAN KARIER, SERTA
KEDUDUKAN BIMBINGAN KARIER
Pada
dasarnya hubungan antar jabatan, pendidikan dan karier, serta kedudukan
bimbingan karier itu merupakan salah
satu bagian dari dunia pendidikan dimana didalamya saling berhubungan dalam
upaya pengembangan untuk memahami diri siswa itu sendiri dan mencapai
kemandirian dalam pengembangkan diri siswa .
Hubungan Antar Jabatan
A.
Hubungan
antar jabatan didalam sekolah terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1.
Kepala
Sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan
pendidikan di sekolah, tugas kepala sekokah adalah mengkoordinasi segenap
kegiatan yang direncanakan, diprogramkan dan berlangsung di sekolah sehingga
pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan konseling merupakan satu
kesatuan yang terpadu, harmonis dan dinamis.
2.
Wali
kelas
Sebagai pembina kelas, dalam pelayanan
bimbingan dan konseling wali kelas berperan :
v Membantu memberikan
kesempatan dan kemudahan bagi siswa, khususnya dikelas yang menjadi tanggung
jawabnya, untuk mengikuti/ menjalani pelayanan atau kegiatan bimbingan dan
konseling.
v Memberi informasi
tentang siswa kepada konselor.
v Membantu konselor
mengidentifikasi siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling serta
membantu pengumpulan data tentang siswa.
v Berpartisipasi dalam
kegiatan khusus penanganan masalah siswa.
v Membantu pengumpulan
informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan
konseling serta upaya tindak lanjut.
3.
Staf
Administrasi
Staf Administrasi memiliki peranan penting
dalam memperlancar pelaksanaan program bimbingan dan konseling. Mereka
diharapkan membantu menyediakan format-format yang diperlukan serta membantu
para konselor dalam memelihara data, sarana, dan fasilitas bimbingan dan
konseling yang ada.
B.
Hubungan
antar jabatan di luar sekolah terdiri dari beberapa bagian :
1.
Orang
tua
Konselor perlu melakukan kerja sama
dengan orang tua siswa. Kerja sama ini penting agar proses bimbingan terhadap
siswa tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga oleh orang tua di rumah.
Melalui kerjasama ini memungkinkan terjadinya saling memberikan informasi,
pengertian, dan tukar pikiran antara konselor dan orang tua dalam upaya
mengembangkan potensi siswa atau memecahkan masalah yang mungkin dihadapi siswa
2.
Referal
(Rujukan atau alih tangan)
Apabila konselor merasa kurang memiliki
kemampuan untuk menangani masalah konseli, maka sebaiknya dia mengalihtangankan
konseli kepada pihak yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter,
dan kepolisian.
Konseli yang sebaiknya dialihtangankan
adalah mereka yang memiliki masalah seperti depresi, tindak kejahatan
(kriminalitas), kecanduan narkoba, dan penyakit kronis.
B.
PENDIDIKAN DAN KARIER
a.
Pengertian
Pendidikan
Pendidkan merupakan usaha dasar dan terncana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya di sekolah maupun masyarakat.
Pendidkan merupakan aktivitas pengembangan diri melalui
pengalaman, bertumpu pada kemampuan diri belajar di bawah bimbingan pengajar.
Jadi pendidikan adalah suatu kegiatamn yang sistematis dan
terarah kepada terbentuknya kepribadian individu di semua lingkungan yang
mengisi dan mempasilitasi ( linkungan rumah, sekolah, dan masyarakat )
b.
Karier
Karier adalah Berbagai
pilihan pribadi - okopasi pendidikan
,prilaku pribadi sosial mempelajari bagaimana cara belajar ,tanggung jawab sosial
, atau (kewarganegaraan) dan aktivitas aktivits waktu luangyang berkaitan dengan keseluruhan gaya hidup
individu ( Gybers dan Moore,1981).
Manajemen Sumber Daya Manusia, sebagai
ilmu terapan dari ilmu manajemen memiliki fungsi-fungsi yang sama dengan fungsi
manajemen, yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.
Disamping fungsi-fungsi pokok tersebut, memiliki beberapa fungsi-fungsi
operasional. Bambang Wahyudi mengemukakan tiga lingkup kegiatan yang didasarkan
berbagai pandangan beberapa ahli tentang fungsi-fungsi operasional tersebut.
Tiga
lingkup kegiatan tersebut adalah pengadaan, pengembangan dan pemeliharaan
sumber daya manusia untuk mencapai sasaran akhir yaitu secara optimal.
pengembangan diarahkan untuk menjamin syarat dasar kemampuan kerja (ability
to work), sedangkan pemeliharaan
diarahkan untuk menjamin syarat dasar kemauan kerja (willingness to
work). Kedua-duanya diperlukan untuk mencapai prestasi kerja yang baik.
Dalam
ruang lingkup MSDM yang dikemukakan oleh Bambang Wahyudi tersebut, Pengembangan
Karir merupakan subfungsi dari Pengembangan Sumber Daya Manusia (Human
Resources Development). Subfungsi yang lainnya adalah Pelatihan dan
Pengembangan (Training and Development). Dengan demikian jelaslah
bahwa pengembangan karir diperlukan untuk menjamin aspek kemampuan kerja
seorang tenaga kerja untuk menunjukkan prestasi kerja yang diharapkan. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
D.
Konsep Dasar Bimbingan Karir
`Banyak pendapat yang dikemukakan oleh
para ahli tentang pengembangan karir. Sebelum sampai kepada pengertian
pengembangan karir, perlu diketahui terlebih dahulu tentang karir.
Secara
umum dapat dikatakan bahwa suatu karir akan berisi kenaikan tingkat dari
tanggungjawab, kekuasaan dan pendapatan seseorang (Bambang Wahyudi, 162).
Pandangan yang lebih luas daripada karir adalah sebagai suatu rangkaian atas
sikap dan prilaku yang berkaitan dengan aktifitas pekerjaan dan pengalaman
sepanjang kehidupan seseorang (individually perceived sequence of attitudes
and behaviors associated with work-related activities and experiences over the
span of a person’s life, Bernardin, 194). Senada dengan itu Malthis
menyatakan bahwa karir adalah rangkaian posisi yang berkaitan dengan kerja yang
ditempati seseorang sepanjang hidupnya (hal.342).
Meskipun
tujuan dan perspektif karir dalam perencanaan karir mungkin berbeda untuk
institusi/organisasi dan karyawan, ada tiga persoalan bagi keduanya, yaitu masa
stabil karir, pekerja teknis dan pekerja profesional, serta karir rangkap dua
(Mathis, 348). Pada masa stabil karir, seseorang merasakan akan kurangnya
peluang untuk naik pangkat. Pekerja teknis dan pekerja profesional kebanyakan
ingin tetap berada dalam dunia teknis mereka daripada masuk kedalam jajaran
manajemen. Karir rangkap dua ialah organisasi menyediakan dua jalur karir bagi
mereka yang ingin masuk ke manajemen dan yang tetap dijalur teknis, ini sebagai
upaya menyelesaikan permasalahan tersebut.
Selain itu ada hal-hal yang tidak
disukai oleh individu atas sejumlah perubahan inisiatif tindakan organisasi,
yaitu (Bernardin, 195):
·
Downsizing, penghilangan pekerjaan
dari organisasi
·
Delayering, pengklasifikasian kembali
pekerjaan menjadi lebih umum
·
Decentralizing, desentralisasi
tanggung jawab ke setiap lokasi atau tingkat lebih bawah
·
Reorganization, organisasi lebih
fokus kepada pekerjaan inti
·
Cost-related strategies, beberapa
pekerjaan dikerjakan dengan sedikit sumber daya
·
IT innovation, memanfaatkan kemajuan
teknologi informasi
·
Competitive measurement, keterampilan
pegawai diredefinisi atau diukur dengan cara yang berbeda
·
Performance-related pay, kompensasi
dikaitkan dengan kinerja dan digunakan sebagai motivator.
Oleh
karena adanya dua perspektif itu, maka sistem pengembangan karir perlu
dirancang secara baik agar kebutuhan individu dan organisasi dapat secara
optimal terpenuhi. Adapun komponen-komponen sistem pengembangan karir adalah
(Bernardin 198-210):
Penyusunan
Program Pengembangan Karir
Program pengembangan karir haruslah menghasilkan keuntungan
baik bagi individu maupun organisasi. Edwin B. Flippo mengemukakan ada tiga
unsur yang harus diperhatikan dalam langkah penyusunan program pengembangan
karir yaitu: (1). career need assessment, (2). career
opportunities, dan (3) need-opprtunities alignment.
Menaksir
kebutuhan karir (career need assessment) perlu dilakukan oleh
organisasi dalam membantu setiap pegawainya untuk mengambil keputusan yang
tepat tentang pengembangan karirnya. Selanjutnya organisasi harus memberikan
informasi tentang kesempatan karir yang tersedia (career opportunities).
Dengan demikian pegawai dapat mengetahui dengan jelas berbagai kemungkinan
jabatan yang dapat didudukinya. Pada akhirnya dilakukan penyesuaian diantara keduanya
(need-opprtunities alignment). Dalam pelaksanaannya, penyesuaian itu
dapat dilakukan dengan bantuan program mutasi atau pelatihan dan pengembangan
pegawai.
Dengan
memperhatikan ketiga unsur dalam program pengembangan karir, kemudian
disusunlah suatu rencana jenjang karir (career path plan), sebagai
mana dijelaskan dalam gambar berikut:
KESIMPULAN
Bahwa bimbingan karier merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada konseli untuk
menentukan tujuan maupun bakat yang
dimiliki oleh konseli , jadi peran seorang konselor disini bertugas
sebagai proses pemberian bantuan kepada
konseli yang sedang membutuhkannya.
Bimbingan Karier
adalah suatu proses membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran
tentang diri pribadinya yang dimiliki oleh konseli dalam proses pengembangan
untuk masa depan siswa tersebut.
Bimbingan Karier adalah proses membantu seseorang
mengerti dirinya, dan mempunyai gambaran jelas tentang dunia karier yang akan
dipilih, sehingga ia dapat menyiapkan diri untuk berkarier dan berpartisipasi aktif untuk mencapai pengembangan
diri yang sesuai
dengn tuntutan karier yang akan dipilihnya .
SARAN
Apa saran anda untuk makalah yang telah kami buat dengan
materi tentang Bimbingan Karier, konsep Bimbingan Karier, keduduklan
Karier, Hubungan antar Jabatan serta
Kedudukan Karier.
Dalam makalah yang kami buat ini adapun saran dalam proses
yang berbentuk layanan untuk meningkatkan maupun mengembangkan potensi, bakat, minat, dan imajinasi seorang
konseli tersebut.
Adapun dalam proses layanan ini, seorang konselor tidak
semuanya bisa mengatasi atau menuntaskan suatu permasalahan yang sedang dialami oleh siswa maupun konseli serta membutuhkan
bantuan konselor.
Daftar
Pustaka :
diskusi pendidikan.forumution.com/t4...
Sunaryo
kartadinata,dkk(2003). Pengembangan perangkat lunakanalisis pengembangan
peserta didk dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan menajemen bimbingan di
sekolah atau madrasah ( laporan riset unggulan
terpadu VIII ). Jakarta : Kementrian riset dan teknologi RI, LIPI
Syamsu Yusuf
L. N. ( 2005 ). Program bimbingan dan konseling di sekolah/ madrasah. Bandung :
CV Bani Qureys
Stoner, James A. ( 1987 ). Management.London :
Prentice-Hall International Inc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar