1.Pengertian Bimbingan Karir
Bimbingan karir
juga merupakan salah satu bidang dalam bimbingan dan konseling yang ada di
sekolah-sekolah. Menurut Winkel (2005:114) bimbingan karir adalah bimbingan
dalam mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja
atau jabatan /profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku
jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan dari lapanan
pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karir juga dapat dipakai sebagai sarana
pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat sebagai
bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap
pengalaman belajar bidang studi.
Bimbingan karir
adalah suatu proses bantuan, layanan dan pendekatan terhadap individu
(siswa/remaja), agar individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya,
memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk
kehidupan yang diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu
keputusan bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan
dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan pekerjaan /
karir yang dipilihnya (Ruslan A.Gani : 11)
Menurut Herr bimbingan karir adalah suatu
perangkat, lebih tepatnya suatu program yang sistematik, proses, teknik, atau
layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu memahami dan berbuat atas
dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan dalam pekerjaan,
pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan mengelola
perkembangan karirnya (Marsudi, 2003:113).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bimbingan
karir adalah suatu upaya bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan
memahami dirinya, mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai
dengan bentuk kehidupan yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil
keputusan secara tepat dan bertanggungjawab. Pengertian Bimbingan adalah bantuan membrikan kepada individu
a.
Latar belakang
Bimbingan
dimulai pada abad 20 di amerika dengan didirikannya suatu vocational bureau
tahun 1908 oleh Frank Parsons yang utuk selanjutnya dikenal dengan nama the
father of guidance yang menekankan pentingnya setiap individu diberikan
pertolongan agar mereka dapat mengenal atau memahami berbagai perbuatan dan
kelemahan yang ada pada dirinya dengan tujuan agar dapat dipergunakan
secara intelijensi denga memilih pekerjaan yang terbaik yang tepat bagi
dirinya.
Teori yang mendukung Bimbingan
karier
a. Eli Weaper
a. Eli Weaper
Pada tahun 1906 dia telah menerbitkan bookletnya tentang memilih suatu
karir, dia telah berhasil membentuk komite guru pembimbing di setiap sekolah
yang semuanya aktif membantu para pemuda atau remaja untuk menemukan
kemampuan-kemanpuannya dan belajar bagaimana menggunakan atau mengembangkan
kemampuan-kemampuan tersebut dalam rangka menjadi seorang pekerja atau pegawai
yang produktif.
b. Frank Parson
Frank Parson ini di kenal sebagai “father of the Guidance Movement in
American Education” yang mendirikan biro pekerjaan pada tahun 1908 di
Boston, Masschussets, yang bertujuan untuk membantu pemuda untuk memilih karir
yang didasarkan atas proses seleksi secara ilmiah dan melatih para guru untuk
memberikan pelayanan sebagai konselor vokasional.
c. Rochman Natawidjaja
Bimbingan karir adalah suatu proses membantu
seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan
gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan gambaran diri
tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat memilih bidang
pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut.
b.
Identifikasi
masalah
Masalah
yang muncul berkenaan dengan hubungan bimbingan konseling karier sekolah diidentifikasikan sebagai
berikut:
1. Penentuan jurusan yang akan di kembangkan
siswa
2. Adanya siswa yang kurang memahami potensi
yang dimilikinya
3. Kurangnya persiapan siswa dalam memasuki
dunia kerja
c. Perumusan masalah
Perumusan masalah merupakan
langkah yang paling penting dalam diskusi
kelompok. Perumusan masalah berguna untuk mengatasi masalah bimbingan konseling karier diskusi
kelompok. Berdasarkan masalah yang dijadikan fokus diskusi kelompok, masalah pokok diskusi tersebut dirumuskan sebagai
berikut :
a.
Memberikan
informasi kepada siswa tentang jurusan yang sesuai dengan bakat dan minat
b.
Membrikan
gambaran yang jelas tentang kemampuan yang dimilikinya dalam mengambil jurusan
c.
Membantu
siswa mempersiapkan perencana karier untuk masa depan
II.
Pembahasan
2.1 Awal mulanya BK karier
Program bimbingan di amerika pada mulannya merupakan bagian dari gerakan
moral. Sekolah mengembangkan program bimbingan untuk membantu pesertadidik agar
memiliki pemahaman yang lebih baik tentangkeadaan dirinya dan berkembang
menjadi orang atau pekerja yang bertanggung jawab. Pada masa abad ke-20 belum
ada konselor di sekolah, semua perkerjaan konselor masih ditangani oleh guru
seperti dalam memberikan layanan informasi, layanan bimbingan pribadi, social,
belajar dan karir.
Konsep bimbingan karier lahir bersamaan dengan konsep bimbingan di
Amerika Serikat pada awal abad keduapuluh, yang dilatari oleh berbagai kondisi
obyektif pada waktu itu (1850-1900), diantaranya : (1) keadaan ekonomi; (2)
keadaan sosial, seperti urbanisasi; (3) kondisi ideologis, seperti adanya
kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan
seseorang dalam rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan (4)
perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik
dan psikologi eksperimantal yang dipelopori oleh Freechner, Helmotz dan Wundt,
psikometrik yang dikembangkan oleh Cattel, Binnet dan yang lainnya Atas desakan
kondisi tersebut, maka muncullah gerakan bimbingan jabatan (vocational
guidance) yang tersebar ke seluruh negara (Crites, 1981 dalam Bahrul Falah,
1987).
Isitilah vocational guidance pertama kali dipopulerkan oleh Frank
Pearson pada tahun 1908 ketika ia berhasil membentuk suatu lembaga yang
bertujuan untuk membantu anak-anak muda dalam memperoleh pekerjaan. Pada
awalnya penggunaan istilah vocational guidance lebih merujuk pada usaha
membantu individu dalam memilih dan mempersiapkan suatu pekerjaan, termasuk
didalamnya berupaya mempersiapkan kemampuan yang diperlukan untuk memasuki
suatu pekerjaan.
2.2 Perkembangan BK Karier
Berdasarkan keaneragaman para siswa yang masuk pada sekolah-sekolah
negeri dan sebagai dampak revolusi maka gerakan bimbingan di sekolah mulai
berkembang. Jasse B. Davis mulai memberikan layanan konseling pendidikan di SMA
pada tahun 1898. Dan pada tahun 1907 dia di angkat menjadi kepala SMA di Grand Rapids , Michigan .
Tujuan dari program bimbingan yang dia buat adalah membantu siswa agar mampu
(a) mengembangkan karakternya yang baik (memiliki nilai mural, ambisi, bekerja
keras, dan kejujuran) sebagai aset yang sangat penting bagi setiap siswa
(orang) dalam rangka merencanakan, mempersiapkan dan memasuki dunia kerja
(bisnis). (b) mencegah dirinya dari prilaku bermasalah, dan (c) menghubungkan
minat pekerjaan dengan kurikulum (mata pelajaran).
Namun
sejak tahun 1951, para ahli mengadakan perubahan pendekatan dari model
okupasional (occupational) ke model karier (career). Kedua model
ini memliki perbedaan yang cukup mendasar, terutama dalam landasan individu
untuk memilih jabatan. Pada model okupasional lebih menekankan pada kesesuaian
antara bakat dengan tuntutan dan persyaratan pekerjaan. Sedangkan pada model
karier, tidak hanya sekedar memberikan penekanan tentang pilihan pekerjaan,
namun mencoba pula menghubungkannya dengan konsep perkembangan dan
tujuan-tujuan yang lebih jauh sehingga nilai-nilai pribadi, konsep diri,
rencana-rencana pribadi dan semacamnya mulai turut dipertimbangkan.
Bimbingan
karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada masalah-masalah yang
muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan. Penggunaan istilah karier
didalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan sekaligus rangkaian kegiatan
dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Bimbingan jabatan menekankan pada
keputusan yang menentukan pekerjaan tertentu sedangkan bimbingan karier
menitikberatkan pada perencanaan kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan
keadaan dirinya dengan lingkungannya agar ia memperoleh pandangan yang lebih
luas tentang pengaruh dari segala peranan positif yang layak dilaksanakannya
dalam masyarakat.
Perubahan
istilah dari bimbingan jabatan (vocational guidance) ke bimbingan karier
mengandung konsekuensi terhadap peran dan tugas konselor dalam memberikan
layanan bimbingan terhadap para siswanya. Peran dan tugas konselor tidak hanya
sekedar membimbing siswa dalam menentukan pilihan-pilihan kariernya, tetapi
dituntut pula untuk membimbing siswa agar dapat memahami diri dan lingkungannya
dalam rangka perencanaan karier dan penetapan karier pada kehidupan masa
mendatang. Dalam perkembangannya, sejalan dengan kemajuan dalam bidang
teknologi informasi dewasa ini, bimbingan karier merupakan salah satu bidang
bimbingan yang telah berhasil mempelopori pemanfaatan teknologi informasi,
dalam bentuk cyber counseling.
2.2.1 Pada
waktu yang sama para ahli juga mengembangkan program BK karier seperti
a. Eli
Weaper
Pada tahun 1906 dia telah menerbitkan bookletnya tentang memilih suatu
karir, dia telah berhasil membentuk komite guru pembimbing di setiap sekolah.
b. Frank
Parson
Frank Parson
ini di kenal sebagai “father of the Guidance Movement in American Education”
yang mendirikan biro pekerjaan pada tahun 1908 di Boston, Masschussets, yang
bertujuan untuk membantu pemuda untuk memilih karir yang didasarkan atas proses
seleksi secara ilmiah dan melatih para guru untuk memberikan pelayanan sebagai
konselor vokasional
c. Bradley
(John
J.Pie Trafesa et. al., 1980) menambah satu tahapan dari tiga tahapan tentang
sejarah bimbingan menurut Stiller, yaitu sebagai berikut:
1.
Vocational exploration : Tahapan yang menekankan
tentang analisis individual dan pasaran kerja
2.
Metting Individual Needs : Tahapan yang menekankan
membantu individu agar meeting memperoleh kepuasan kebutuhan hidupnya.
Perkembangan BK pada tahapan ini dipengaruhi oleh diri dan memecahkan
masalahnya sendiri.
3.
Transisional Professionalism : Tahapan yang memfokuskan
perhatian kepada upaya profesionalisasi konselor
4. Situasional
Diagnosis : Tahapan sebagai periode perubahan dan inovasi pada tahapan ini
memfokuskan pada analisis lingkungan dalam proses bimbingan dan gerakan
cara-cara yang hanya terpusat pada individu
d. Arthur
E. Trax and Robert D North
Menurut Arthur E. Trax and Robert D North, dalam bukunya yang berjudul
“Techniques of Guidance”, (1986), disebutkan beberapa kejadian penting yang
mewarnai sejarah bimbingan diantaranya :
- Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Timbul suatu gerakan kemanusiaan yang menitik beratkan pada kesejahteraan
manusia dan kondisi sosialnya. Geraka ini membantu vocational bureau Parsons
dalam bidang keungan agar dapat menolong anak-anak muda yang tidak
dapat bekerja dengan baik.
- Agama
Pada rohaniman berpandangan bahwa dunia adalah dimana ada pertentangan
yang secara terus menerus antara baik dan buruk.
- Aliran kesehatan mental
Timbul dengan tujuan perlakuan yang manusiawi terhadap penderita penyakit
jiwa dan perhatian terhadap berbagai gejala, tingkat penyakit jiwa,
pengobatan, dan pencegahannya, karna ada suatu kesadaran bahwa penyakit
ini bias diobati apabila ditemukan pada tingkat yang lebih dini. Gerakan mendorong para pendidik untuk
lebih peka terhadap masalah- masalah
gangguan kejiwaan, rasa tidak aman, dan kehilangan identitas diantra anak-anak muda.
- Perubahan dalam masyarakat
Akibat dari perang dunia 1 dan 2, pengangguran, depresi, perkembangan IPTEK, wajib belajar, mendorong
beribu-ribu anak untuk masuk sekolah tanpa mengetahui untuk apa
mereka bersekolah. Perubahan masyarakat semacam ini mendorong para
pendidik untuk memperbaiki setiap anak sesuai dengan
kebutuhannya agar mereka dapat menyelesaikan pendidikannya dengan
berhasil.
- Gerakan mengenal siswa sebagai individu
Gerakan ini erat sekali kaitannya dengan gerakan tes pengukuran. Bimbingan
diadakan di sekolah disebabkan tugas sekolah untuk mengenal atau memahami
siswa-siswanya secara individual. Karena sulitnya untuk mengenal atau memahami
siswa secara individual atau pribadi, maka diciptakanlah berbagai teknik dan
instrument diantaranya tes psikologis dan pengukuran.
2.3
Masuknya
BK karier di indonesia
Pelayanan Konseling dalam system pendidikan Indonesia
mengalami beberapa perubahan nama. Pada kurikulum 1984 semula disebut Bimbingan
dan Penyuluhan (BP), kemudian pada Kurikulum 1994 berganti nama menjadi Bimbingan
dan Konseling (BK) sampai dengan sekarang. Layanan BK sudah mulai
dibicarakan di Indonesia
sejak tahun 1962. Namun BK baru diresmikan di sekolah di Indonesia sejak
diberlakukan kurikulum 1975. Kemudian disempurnakan ke dalam kurikulum 1984
dengan memasukkan bimbingan karir didalamnya. Perkembangan BK semakin mantap
pada tahun 2001.
2.4
Perkembangan BK karier
Masa
ini merupakan masa penjajahan Belanda dan Jepang, para siswa didiik untuk mengabdi Demi kepentingan penjajah.
Dalam situasi seperti ini, upaya bimbingan dikerahkan. Bangsa Indonesia
berusaha untuk memperjuangkan kemajun bangsa Indonesia melalui
pendidikan. Salah satunya adalah taman siswa yang dipelopori oleh K.H.
Dewantara yang menanamkan nasionalisme di kalangan para siswanya. Dari sudut
pandang bimbingan, hal tersebut pada hakikatnya adalah dasar bagi pelaksanaan
bimbingan. Sementara itu, dalam perspektif pendidikan nasional, pentingnya
bimbingan karier sudah mulai dirasakan bersamaan dengan lahirnya gerakan
bimbingan dan konseling di Indonesia pada pertengahan tahun 1950-an, berawal
dari kebutuhan penjurusan siswa di SMA pada waktu itu. Selanjutnya, pada tahun
1984 bersamaan dengan diberlakukannya Kurikulum 1984, bimbingan karier cukup
terasa mendominasi dalam layanan bimbingan dan penyuluhan dan pada tahun 1994,
bersamaan dengan perubahan nama bimbingan penyuluhan menjadi bimbingan dan
konseling dalam Kurikulum 1994, bimbingan karier ditempatkan sebagai salah
bidang bimbingan.
Sampai
dengan sekarang ini bimbingan karier tetap masih merupakan salah satu bidang
bimbingan. Dalam konsteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, dengan
diintegrasikannya Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education)
dalam kurikulum sekolah, maka peranan bimbingan karier sungguh menjadi amat
penting, khususnya dalam upaya membantu siswa dalam memperoleh kecakapan
vokasional (vocational skill), yang merupakan salah jenis kecakapan
dalam Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill Education).
Terkait
dengan penjabaran kompetensi dan materi layanan bimbingan dan konseling di SMK,
bidang bimbingan karier diarahkan untuk :
1.
Pemantapan pemahaman diri berkenaan dengan
kecenderungan karier yang hendak dikembangkan.
2.
Pemantapan orientasi dan informasi karier pada umumnya
dan karier yang hendak dikembangkan pada khususnya.
3.
Orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4.
Pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki
tamatan SMK.
5.
Orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan
dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karier yang hendak
dikembangkan.
6.
Khusus untuk Sekolah Menengah Kejuruan; pelatihan diri
untuk keterampilan kejuruan khusus pada lembaga kerja (instansi, perusahaan,
industri) sesuai dengan program kurikulum sekolah menengah kejuruan yang
bersangkutan. (Muslihudin, dkk, 2004)
2.4.1 Para ahli yang mengembangkan BK karier
Rochman Natawidjaja
Bimbingan karir adalah suatu proses membantu
seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri pribadinya dan
gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan gambaran diri
tersebut dengan dunia kerja itu untuk pada akhirnya dapat memilih bidang
pekejaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut.
Mohamad Surya
Bimbingan Karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang
berusaha membantu individu dalam memecahkan masalah karir, untuk memperoleh
penyesuaian diri yang sebaik-baiknya antara kemampuan dengan lingkungan
hidupnya, memperoleh keberhasilan dan perwujudan diri dalam perjalanan hidupnya.
2.5 Konsep bimbingan karier
Bimbingan
karier pada hakekatnya merupakan salah satu upaya pendidikan melalui pendekatan
pribadi dalam membantu individu untuk mencapai kompetisi yang diperlukan dalam
menghadapi masalah karier. yang penting dalam bimbingan karier yaitu
pemahaman.
Proses
layanan bimbingan karier merupakan salah satu proses layanan yang bertujuan
membantu siswa dalam proses pemahaman diri,pemahaman nilai-nilai,pengenalan
lingkungan,hambatan dan cara mengatasinya serta perencanaan masa depan.
Perkembangan
Karier Kehidupan seseorang secara menyeluruh TIDAK HANYA OKUPASI meliputi
keseluruhan pribadi, kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan,
kapasitas-kapasitas, potensi-potensi, kegembiraan-kegembiraan,
kecemasan-kecemasan, pemahaman-pemahaman dan kelemahan-kelemahan, dan
konteks-konteks kehidupan yang terus berubah. (Wolfe dan Kolb, 1980)
Konseling
karir Proses membantu seseorang dalam mengembangkan dan menerima diri secara
terintegrasi dan akurat serta peranannya dalam dunia kerja/karir, mengetes
konsep dirinya dalam realitas, dan mengkonversikannya ke dalam realita
kehidupan, untuk memperoleh kepuasan bagi dirinya dan menguntungkan bagi
masyarakat.
Kesimpulan
Jadi,dapat disimpulkan bahwa bk karier sangat
berperan dalam membantu individu memperluas
pengalaman,pemahaman,keterampilan,serta membantu siswa mengambil keputusan
sesuai potensinya.selain itu membantu menyiapkan diri siswa dalam berkarier dan
berpartisipasi dalam pengembangan diri sesuai kariernya.selain itu juga
disimpulkan bahwa:
·
Pentingnya
pemantapan diri serta informasi yang diberikan.
·
Pengenalan
berbagai lapangan pekerjaan
·
Menyiapkan
diri dalam memasuki maupun memilih dunia kerja yang akan ditekuni.
Saran
1. Agar dapat memilih karier yang baik ,maka
diperlukan pemahaman diri dan potensinya
2. Sebaiknya informasi yang diberikan harus
sesuai dengan kebutuhan siswa
3. Perlunya alternatif cara-cara pencapaian
dalam mengambil keputusan yang tepat.
Dafta Pustaka
Asosiasi
Bimbingan dan Konseling Indonesia .
(2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN
(dalam proses finalisasi).
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2005). Standar Kompetensi KonselorIndonesia .
Bandung : ABKIN
Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2005). Standar Kompetensi Konselor
http://tivachemchem.blogspot.com/2010/10/sejarah-bimbingan-konseling.html
http://aadesanjaya.blogspot.com/2011/01/sejarah-bimbingan-konseling.html
http://ilmupsikologi.wordpress.com/2010/02/07/pengertian-bimbingan-karir/
http://blog.uad.ac.id/alitarmuji/2009/06/23/konsep-bimbingan-karier/
Bahrul Falah.
1987. Konstribusi Orientasi Nilai Pekerjaan dan Informasi Karier terhadap
Kematangan Karier (Skripsi). Bandung :
PPB-FIP IKIP Bandung .
Muslihudin, dkk.
2004. Bimbingan dan Konseling (Makalah). Bandung : LPMP Jawa Barat.
Bandura, A. (Ed.). (1995). Self-Efficacy in Changing Soceties.Cambridge ,
UK : Cambridge University
Press.
Bandura, A. (Ed.). (1995). Self-Efficacy in Changing Soceties.
BSNP dan
PUSBANGKURANDIK, Balitbang Diknas. (2006). Panduan Pengembangan Diri: Pedoman
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Draft. Jakarta : BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Depsiknas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar