BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyakit mental adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berfikir, perilaku, dan penangkapan panca
indera. Penyakit mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi pesakit (dan keluarganya).
Penyakit mental boleh mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, bangsa, agama, mahupun status sosial Di masyarakat banyak beredar
kepercayaan atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada yang
percaya bahawa penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang
menuduh bahawa itu akibat guna-guna, kerana kutukan atau hukuman atas dosanya.
Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan pesakit dan keluarganya kerana
penghidap penyakit jiwa tidak mendapat rawatan secara cepat dan tepat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Penyakit Mental
2.
Gangguan Kejiwaan
3.
Fakto Penyebab Gangguan Jiwa
4. Ciri-Ciri Penyakit Mental Yang Dialami Oleh Manusia
5. Beberapa Cara Untuk Mengatasi Gangguan Mental
C.
Tujuan
Penulisan
Untuk mengetahui apa itu penyakit mental
seseorang sehingga dapat membantu kita mengenal dan bisa mengatasi gangguan
mental tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Penyakit Mental
Penyakit mental, disebut juga gangguan mental,
penyakit jiwa, atau gangguan jiwa, adalah gangguan yang
mengenai satu atau lebih fungsi mental. Penyakit mental adalah gangguan otak yang
ditandai oleh terganggunya emosi, proses berfikir, perilaku, dan persepsi
(penangkapan panca indera). Penyakit mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi pesakit (dan keluarganya).
Penyakit mental boleh mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, bangsa, agama, mahupun status sosial-ekonomi. Penyakit mental
bukan disebabkan oleh kelemahan peribadi.
Di masyarakat banyak beredar kepercayaan atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada yang
percaya bahawa penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang
menuduh bahawa itu akibat guna-guna, kerana kutukan atau hukuman atas dosanya.
Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan pesakit dan keluarganya kerana
penghidap penyakit jiwa tidak mendapat rawatan secara cepat dan tepat.
Dan disini dijelaskan bahwa ada beberapa yang tergolong dalam penyakit
mental yang dialami oleh penderita diantaranya yaitu sebagai berikut :
B. Gangguan kejiwaan (Mental)
Gangguan mental
atau penyakit mental adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya
terkait dengan stress atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian
dari perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut didefinisikan sebagai
kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi, yang berhubungan
dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan
fungsi sosial manusia. Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan
mental telah berubah sepanjang perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat
ini masih terdapat perbdaan tentang definisi, penilaan dan klasifikasi,
meskipun kriteria pedoman standar telah digunakan secara luas. Lebih dari
sepertiga orang di sebagian besar negara-negara melaporkan masalah pada satu waktu
pada hidup mereka yang memenuhi kriteria salah satu atau beberapa tipe umum
dari kelainan mental.
Penyebab
gangguan mental bervariasi dan pada beberapa kasus tidak jelas, dan teori
terkadang menemukan penemuan yang rancu pada suatu ruang lingkup lapangan.
Layanan untk penyakit ini terpusat di Rumah Sakit Jiwa atau di masyarakat
sosial, dan penilaian diberikan oleh psikiater, psikolog klinik, dan terkadang
psikolog pekerja sukarela, menggunakan beberapa variasi metode tetapi sering
bergantung pada observasi dan tanya jawab. Perawatan klinik disediakan oleh
banyak profesi kesehatan mental. Psikoterapi dan pengobatan psikiatrik
merupakan dua opsi pengobatan umum, seperti juga intervensi sosial, dukungan
lingkungan, dan pertolongan diri. Pada beberapa kasus terjadi penahanan paksa
atau pengobatan paksa dimana hukum membolehkan. Stigma atau diskriminasi dapat
menambah beban dan kecacatan yang berasosiasi dengan kelainan mental (atau
terdiagnosa kelainan mental atau dinilai memiliki kelainian mental), yang akan mengara
ke berbagai gerakan sosial dalam rangka untuk meningkatkan pemahanan dan
mencegah pengucilan sosial.
Kedua mendaftar
kategori kelainan dan menyediakan standar kriteria untuk diagosis. Kedua sistem
ini telah merubah kode mereka pada revisi terakhir sehingga pedomannya dapat
dibandingkan, walaupun masih terdapat perbedaan signifikan. Skema klasifikasi
lain mungkin digunakan di budaya non-barat, dan panduan lain mungkin juga
digunakan oleh mereka yang menggunakan teori persuasi. Pada umumnya, kelainan mental
diklasifikasikan terpisah menjadi kelainan syaraf, ketidakmampuan belajar, atau
kelainan mental.
C. Faktor Penyebab Penyakit Mental
Sampai saat ini belum diketahui penyebab (etiologi) yang pasti yang
menyebabkan seseorang Menderita skizofrenia, Beberapa factor yang diduga
menjadi penyebab sikozofrenia antara lain :
1. Faktor genetik;
2. Virus;
3. Auto antibody;
1. Faktor genetik;
2. Virus;
3. Auto antibody;
a. Genetik
Dari sebuah penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut :
Dari sebuah penelitian diperoleh gambaran sebagai berikut :
1. Studi terhadap keluarga menyebutkan pada orang tua 5,6%, saudara
kandung 10,1%; anak-anak 12,8%; dan
penduduk secara keseluruhan 0,9%.
2. Studi terhadap orang kembar (twin) menyebutkan pada kembar identik
59,20%; sedangkan kembar fraternal 15,2%
Penelitian lain menyebutkan bahwa gangguan pada perkembangan otak janin juga mempunyai peran bagi timbulnya skizofrenia kelak dikemudian hari. Gangguan ini muncul, karena kekurangan gizi, infeksi, trauma, toksin dan kelainan hormonal. Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa meskipun ada gen yang abnormal, skizofrenia tidak akan muncul kecuali disertai faktor-faktor lainnya.
Penelitian lain menyebutkan bahwa gangguan pada perkembangan otak janin juga mempunyai peran bagi timbulnya skizofrenia kelak dikemudian hari. Gangguan ini muncul, karena kekurangan gizi, infeksi, trauma, toksin dan kelainan hormonal. Penelitian mutakhir menyebutkan bahwa meskipun ada gen yang abnormal, skizofrenia tidak akan muncul kecuali disertai faktor-faktor lainnya.
b.
Skizofrenia Muncul bila Terjadi
Interaksi Antara Abnormal Gen dengan :
1.
Virus atau infeksi lain selama
kehamilan yang dapat menganggu perkembangan otak janin;
2.
Menurunnya autoimun yang mungkin
disebabkan infeksi selama kehamilan;
3.
Komplikasi kandungan; dan
4.
Kekurangan gizi yang cukup berat,
terutama pada trimester kehamilan.
Selanjutnya dikemukakan bahwa orang yang sudah mempunyai faktor epigenetik tersebut, bila mengalami stresor psikososial dalam kehidupannya, maka risikonya lebih besar untuk menderita skizofrenia dari pada orang yang tidak ada faktor epigenetik sebelumnya.
Selanjutnya dikemukakan bahwa orang yang sudah mempunyai faktor epigenetik tersebut, bila mengalami stresor psikososial dalam kehidupannya, maka risikonya lebih besar untuk menderita skizofrenia dari pada orang yang tidak ada faktor epigenetik sebelumnya.
c.
Penyebab Umum Penyakit
Mental
Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga, secara somato-psiko-sosial. Penyakit mental artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang patologik dari unsur psikis. Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan, usia dan Jenis Kelamin, keadaan fisik, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar manusia, dan sebagainya.
Manusia bereaksi secara keseluruhan, secara holistik, atau dapat dikatakan juga, secara somato-psiko-sosial. Penyakit mental artinya bahwa yang menonjol ialah gejala-gejala yang patologik dari unsur psikis. Hal ini tidak berarti bahwa unsur yang lain tidak terganggu. Hal-hal yang dapat mempengaruhi perilaku manusia ialah keturunan, usia dan Jenis Kelamin, keadaan fisik, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang dicintai, agresi, rasa permusuhan, hubungan antar manusia, dan sebagainya.
D.
Ciri-Ciri
Penyakit Mental Yang Dialami Oleh Manusia
1.
Menyalahkan
orang lain
Itu
penyakit P dan K, yaitu Primitif dan Kekanak-kanakan.
Primitif. Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah: "Siapa nih yang nyantet?" Selalu "siapa", Bukan "apa" penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu "apa" sebabnya, bukan "siapa". Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi dan jas.
Kekanak-kanakan. Kenapa? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh, "Adik tuh yang salah", atau, "Mbak tuh yang salah". Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya sesuatu.
Primitif. Menyalahkan orang lain adalah pola pikir orang primitif. Di pedalaman Afrika, kalau ada orang yang sakit, yang Dipikirkan adalah: "Siapa nih yang nyantet?" Selalu "siapa", Bukan "apa" penyebabnya. Bidang kedokteran modern selalu mencari tahu "apa" sebabnya, bukan "siapa". Jadi kalau kita berpikir menyalahkan orang lain, itu sama dengan sikap primitif. Pakai koteka aja deh, nggak usah pakai dasi dan jas.
Kekanak-kanakan. Kenapa? Anak-anak selalu nggak pernah mau disalahkan. Kalau ada piring yang jatuh, "Adik tuh yang salah", atau, "Mbak tuh yang salah". Anda pakai celana monyet aja kalau bersikap begitu. Kalau kita manusia yang berakal dan dewasa selalu akan mencari sebab terjadinya sesuatu.
2.
Menyalahkan
diri sendiri
Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan mengakui kesalahan. Anda pernah mengalaminya? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. "Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat, dan sebagainya, Lha, saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha, saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh". Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental.
Menyalahkan diri sendiri bahwa dirinya merasa tidak mampu. Ini berbeda dengan mengakui kesalahan. Anda pernah mengalaminya? Kalau anda bilang tidak pernah, berarti anda bohong. "Ah, dia sih bisa, dia ahli, dia punya jabatan, dia berbakat, dan sebagainya, Lha, saya ini apa ?, wah saya nggak bisa deh. Dia S3, lha, saya SMP, wah nggak bisa deh. Dia punya waktu banyak, saya sibuk, pasti nggak bisa deh". Penyakit ini seperti kanker, tambah besar, besar di dalam mental.
Jadi walau yang salah partner, anak buah,
atau bahkan atasan, berani bilang, "Saya kok yang memang salah, tidak
mampu, dan sebagainya". Penyakit ini pelan-pelan bisa membunuh kita.
Merasa inferior, kita tidak punya kemampuan. Kita sering membandingkan
keberhasilan orang lain dengan kekurangan kita, sehingga keberhasilan orang
lain dianggap Wajar karena mereka punya sesuatu lebih yang kita tidak punya.
3.
Tidak
punya goal atau cita-cita
Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya kayak gini: Ada anjing jago lari yang sombong. "Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya". Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang, “Nah tuh ada kelinci, kejar aja". Dia kejar itu kelinci, wesss...., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain. "Ah, lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang". "Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih". Kalau "GOAL" kita hanya untuk "FUN", isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.
Kita sering terpaku dengan kesibukan kerja, tetapi arahnya tidak jelas. Sebaiknya kita selalu mempunyai target kerja dengan milestone. Buat target jangka panjang dan jangka pendek secara tertulis. Ilustrasinya kayak gini: Ada anjing jago lari yang sombong. "Apa sih yang nggak bisa saya kejar, kuda aja kalah sama saya". Kemudian ada kelinci lompat-lompat, kiclik, kiclik, kiclik. Temannya bilang, “Nah tuh ada kelinci, kejar aja". Dia kejar itu kelinci, wesss...., kelinci lari lebih kencang, anjingnya ngotot ngejar dan kelinci lari sipat-kuping (sampai nggak dengar / peduli apa-apa), dan akhirnya nggak terkejar, kelinci masuk pagar. Anjing kembali lagi ke temannya dan diketawain. "Ah, lu, katanya jago lari, sama kelinci aja nggak bisa kejar. Katanya lu paling kencang". "Lha dia goalnya untuk tetap hidup sih, survive, lha gua goalnya untuk fun aja sih". Kalau "GOAL" kita hanya untuk "FUN", isi waktu aja, ya hasilnya cuma terengah-engah saja.
4.
Mempunyai
"goal", tapi ngawur mencapainya
Biasanya dialami oleh orang yang tidak "teachable". Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya, "Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan".
Biasanya dialami oleh orang yang tidak "teachable". Goalnya salah, focus kita juga salah, jalannya juga salah, arahnya juga salah. Ilustrasinya kayak gini : ada pemuda yang terobsesi dengan emas, karena pengaruh tradisi yang mendewakan emas. Pemuda ini pergi ke pertokoan dan mengisi karungnya dengan emas dan seenaknya ngeloyor pergi. Tentu saja ditangkap polisi dan ditanya. Jawabnya, "Pokoknya saya mau emas, saya nggak mau lihat kiri-kanan".
5.
Mengambil
jalan pintas (shortcut)
Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smash 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin!. Karena hal itu melawan kodrat.
Keberhasilan tidak pernah dilalui dengan jalan pintas. Jalan pintas tidak membawa orang ke kesuksesan yang sebenarnya, karena tidak mengikuti proses. Kalau kita menghindari proses, ya nggak matang, kalaupun matang ya dikarbit. Jadi, tidak ada tuh jalan pintas. Pemain bulutangkis Indonesia bangun jam 5 pagi, lari keliling Senayan, melakukan smash 1000 kali. Itu bukan jalan pintas. Nggak ada orang yang leha-leha tiap hari pakai sarung, terus tiba- tiba jadi juara bulu tangkis. Nggak ada! Kalau anda disuruh taruh uang 1 juta, dalam 3 minggu jadi 3 juta, masuk akal nggak tuh? Nggak mungkin!. Karena hal itu melawan kodrat.
6.
Mengambil
jalan terlalu panjang, terlalu santai
Analoginya begini: Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha, kalau jalannya runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep.
Analoginya begini: Pesawat terbang untuk bisa take-off, harus mempunyai kecepatan minimum. Pesawat Boeing 737, untuk dapat take- off, memerlukan kecepatan minimum 300 km/jam. Kalau kecepatan dia cuma 50 km/jam, ya Cuma ngabis-ngabisin avtur aja, muter-muter aja. Lha, kalau jalannya runwaynya lurus anda cuma pakai kecepatan 50 km/jam, ya nggak bisa take-off, malah nyungsep.
7.
Mengabaikan
hal-hal kecil
Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.
Dia maunya yang besar-besar, yang heboh, tapi yang kecil-kecil nggak dikerjain. Dia lupa bahwa struktur bangunan yang besar, pasti ada komponen yang kecilnya. Maunya yang hebat aja. Mengabaikan hal kecil aja nggak boleh, apalagi mengabaikan orang kecil.
8.
Terlalu
cepat menyerah
Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.
Jangan berhenti kerja pada masa percobaan 3 bulan. Bukan mengawali dengan yang salah yang bikin orang gagal, tetapi berhenti pada tempat yang salah. Mengawali dengan salah bisa diperbaiki, tetapi berhenti di tempat yang salah repot sekali.
9.
Bayang-bayang
masa lalu
Kita selalu penuh memori kan? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu maju kan?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik? Nggak ada kan? Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang menghalangi kesuksesan.
Kita selalu penuh memori kan? Apa yang kita lakukan, masuk memori kita, minimal sebagai pertimbangan kita untuk langkah kita berikutnya. Apalagi kalau kita pernah gagal, nggak berani untuk mencoba lagi. Ini bisa balik lagi ke penyakit nomer-3. Kegagalan sebagai akibat bayang-bayang masa lalu yang tidak terselesaikan dengan semestinya. Itu bayang-bayang negatif. Memori kita kadang- kadang sangat membatasi kita untuk maju ke depan. Kita kadang-kadang lupa bahwa hidup itu maju terus. "Waktu" itu maju kan?. Ada nggak yang punya jam yang jalannya terbalik? Nggak ada kan? Semuanya maju, hidup itu maju. Lari aja ke depan, kalaupun harus jatuh, pasti ke depan kok. Orang yang berhasil, pasti pernah gagal. Itu memori negatif yang menghalangi kesuksesan.
10.
Menghipnotis
diri dengan kesuksesan semu
Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi. Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan, "Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar". Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.
Biasa disebut Pseudo Success Syndrome. Kita dihipnotis dengan itu. Kita kalau pernah berhasil dengan sukses kecil, terus berhenti, nggak kemana-mana lagi. Sudah puas dengan sukses kecil tersebut. Napoleon pernah menyatakan, "Saat yang paling berbahaya datang bersama dengan kemenangan yang besar". Itu saat yang paling berbahaya, karena orang lengah, mabuk kemenangan. Jangan terjebak dengan goal-goal hasil yang kecil, karena kita akan menembak sasaran yang besar, goal yang jauh. Jangan berpuas diri, ntar jadi sombong, terus takabur.
E. Beberapa cara yang bisa digunakan
untuk mengatasi gangguan mental, antara lain sebagai berikut:
a. Berusaha memahami hakekat manusia yang
mempunya pembawaan dan pengalaman yang berbeda-beda dengan segala kelebihan dan
kekurangannya. Termasuk memahami diri sendiri yang bisa dilakukan dengan
intropeksi diri atau umpan balik.
b. Konsultasi pada orang yang dianggap bisa
memahami membantu mengatasi masalahnya.
c. Mencurahan isi hatinya kepada orang lain yang dipercaya.
d. Berfikir positif, dengan memandang segala sesuatu dari aspek
positif/hikmahnya.
e. Realistis yaitu dengan menerima kenyataan/fakta secara rasional.
f. Berusaha untuk menyesuaikan diri yang bisa dilakukan secara:
1. Alloplasties yaitu dengan mengubah sikap perilaku diri sendiri agas
sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan,
jika diri sendiri tidak mungkin/mampu mengubah situasi dan kondisi lingkungan.
2. Geneplasties yaitu dengan mengadakan perubahan pada diri sendiri dan
pada lingkungan, sepanjang hal tersebut memungkinkan.
3. Autoplasties yaitu mengubah situasi dan kondisi lingkungan sesuai
dengan yang kita harapkan, sepanjang hal tersebut memungkinkan, baik secara
kemampuan, kemauan, kewenangan maupun peluang sehingga seseorang akan merasa
lebih baik, senang, nyaman dan bahagia.
g. Melakukan rekreasi dan olahraga ringan agar
secara fisik maupun mental seseorang merasa lebih segar dan enak.
h. Melakukan relaksasi misalnya dengan program
latihan relaksasi, massage, rekreasi dan sebagainya yang akan membuat seseorang
merasa lebih tenang.
i. Berdoa dan berserah diri kepada Tuhan Yang
Maha Esa, sehingga seseorang akan merasa tenang, tentram dan damai.
1. Ada
beberapa cara untuk mengatasi stress, yaitu:
a.
Ubah lingkungan kerja dan
lingkungan social.
b.
Pelajari emosi yang dilahirkan
oleh persepsi dan opini Anda.
c.
Berusaha untuk rileks, tenang
dalam menghadapi tugas maupun masalah.
d.
Pelihara fisik anda dengan gizi
yang memadai dan berolahraga yang teratur.
e.
Penuhi kebutuhana rohani dengan
berdoa, laksanakan ajaran dengan sebaik-baiknya sesuatu dengan keyakinan.
2. Gangguan mental dapat diobati secara
informal
Pengobatan informal ini dapat berupa partisipasi dalam
kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisik
secara keseluruhan, dan didukung oleh filsafat atau ideologi tertentu mengenai
bagaimana seseorang harus hidup.
Contoh:
a.
Mengikuti latihan pengembangan
diri, latihan yoga atau orhiba (olahraga hidup baru), mendalami ajaran agama,
ikut dalam kelompok arisan yang disenangi, secara teratur mengikuti pengajian
dan sebagainya.
b.
Pengobatan formal menyangkut
segala bentuk terapi, perawatan medis atau lainnya yang dilakukan semata-mata
untuk meringankan masalah-masalah mental. Kegiatan ini meliputi berbagai bentuk
kegiatan psikoanalisis, terapi tingkahlaku, terapi umum atau konseling
profesional lainnya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyakit mental adalah gangguan otak yang ditandai oleh terganggunya emosi, proses berfikir, perilaku, dan penangkapan panca
indera. Penyakit mental ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi pesakit (dan keluarganya).
Penyakit mental boleh mengenai setiap orang, tanpa mengenal umur, bangsa, agama, mahupun status sosial Di masyarakat banyak beredar
kepercayaan atau mitos yang salah mengenai penyakit mental, ada yang
percaya bahawa penyakit mental disebabkan oleh gangguan roh jahat, ada yang
menuduh bahwa itu akibat guna-guna, kerana kutukan atau hukuman atas dosanya.
Kepercayaan yang salah ini hanya akan merugikan pesakit dan keluarganya kerana
penghidap penyakit jiwa tidak mendapat rawatan secara cepat dan tepat yang
digunakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar